Siapa sih yang nggak tergoda dengan kata “viral”? Dalam waktu singkat, kita bisa dikenal, dilihat, bahkan jadi pusat perhatian. Tapi masalahnya, nggak semua orang siap dengan konsekuensi yang datang setelah viral. Banyak orang ingin viral tanpa dihujat, tapi sering lupa kalau dunia digital itu seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi penuh peluang, tapi di sisi lain bisa juga penuh tekanan.
Kalau kita lihat fenomena di media sosial hari ini, viral jadi semacam tujuan tersendiri. Entah itu lewat TikTok, Instagram, atau Twitter, orang berlomba-lomba cari konten yang bisa “meledak”. Tapi begitu muncul komentar jahat, hujatan, atau bahkan cibiran, tiba-tiba banyak yang mundur. Jadi, apakah mungkin kita bisa viral tanpa ada hujatan? Jawabannya: mungkin, tapi perlu strategi dan kesadaran diri.
Takut Viral Tapi Ingin Terkenal, Dilema Era Digital

Di balik banyaknya orang yang upload konten setiap hari, tersimpan dilema yang cukup umum yaitu takut viral tapi ingin terkenal. Iya, kamu bukan satu-satunya yang merasa seperti itu. Banyak yang diam-diam ingin punya nama besar, dapat pengakuan, bahkan bisa hidup dari popularitas. Tapi di sisi lain, ketakutan akan hujatan netizen bikin langkah jadi ragu-ragu.
Takutnya dimulai dari pertanyaan, “Kalau aku posting ini, nanti dikomentarin nggak ya?” atau “Takut kalau ada yang salah paham terus aku dibully.” Ketakutan ini valid, karena publik internet kadang memang kejam. Tapi bukan berarti kita harus berhenti berkarya. Yang perlu kita lakukan adalah mengenali batas kenyamanan kita sendiri, dan membatasi hal-hal yang terlalu pribadi jika memang belum siap.
Fenomena Viral Tapi Takut Dihakimi Publik

Fenomena ini semakin sering kita temui. Banyak orang yang viral bukan karena niat, tapi karena satu momen kecil yang terekam kamera dan tersebar begitu cepat. Setelah viral, barulah muncul tekanan luar biasa dari publik. Komentar berdatangan, opini bertaburan, dan kadang nggak semua itu enak dibaca.
Dihakimi publik adalah resiko nyata dari viralitas. Kadang bahkan yang kita anggap bercanda, bisa disalahartikan orang lain. Maka dari itu, sebelum posting atau mengunggah sesuatu, penting banget untuk mikir dua kali. Tanya ke diri sendiri: “Kalau ini viral, aku siap nggak dengan segala kemungkinan komentarnya?” Kalau belum siap, mungkin lebih baik tahan dulu.
Cari Perhatian di Media Sosial Tanpa Risiko, Emangnya Bisa?
Nggak sedikit yang punya ambisi cari perhatian di media sosial tanpa risiko. Tapi sayangnya, itu seperti berharap bisa berenang tanpa basah. Perhatian netizen datang satu paket dengan opini, kritik, bahkan hujatan. Tapi tenang, ini bukan berarti kamu harus menghindar total dari spotlight.
Ada banyak cara untuk tetap eksis tanpa bikin kontroversi. Kamu bisa fokus bikin konten yang informatif, menghibur, atau inspiratif. Bangun personal branding yang kuat tapi tetap otentik. Kalau kamu konsisten, perlahan audiens akan datang sendiri tanpa harus pakai sensasi. Yang penting: jujur, punya nilai, dan tidak asal “nyari rame”.
Ingin Viral Tapi Takut Hujatan Netizen? Ini Solusinya
Kalau kamu berada di posisi ingin viral tapi takut hujatan netizen, kamu nggak sendirian. Banyak kreator pemula yang merasakan hal sama. Solusinya bukan dengan menghindar sepenuhnya, tapi dengan membangun ketahanan mental dan strategi yang bijak.
Pertama, kamu harus tahu tujuan kamu. Viral karena apa? Kalau sekadar viral demi viral, kamu bakal lebih mudah goyah saat kritik datang. Tapi kalau viral karena kamu berbagi hal yang bermanfaat atau punya pesan kuat, kamu akan lebih tahan banting.
Kedua, terima bahwa kamu nggak bisa menyenangkan semua orang. Akan selalu ada yang nggak setuju, akan selalu ada yang salah paham. Tapi bukan berarti kamu harus berhenti. Justru itu tantangan yang membentuk mental kamu sebagai kreator yang matang.
Ketiga, kelola komentar dengan sehat. Jangan ragu untuk mute, block, atau batasi komentar yang toxic. Media sosial adalah rumahmu juga. Kamu punya hak untuk menjaga kenyamanan diri sendiri.
Keempat, punya support system. Cerita ke teman, komunitas, atau bahkan mentor bisa bantu kamu tetap waras di tengah tekanan publik. Ingat, kamu nggak harus hadapi semuanya sendiri.
Kesimpulan
Viral itu bukan musuh. Tapi cara kita menyikapi viral yang bisa jadi masalah. Kamu bisa kok terkenal tanpa harus dicap negatif. Kamu bisa eksis tanpa jadi sensasi. Kuncinya adalah tetap jadi diri sendiri, tapi juga peka sama norma dan perasaan orang lain.
Baca juga artikel lainnya di hangatin.my.id dan sobatkabar.my.id