Beberapa tahun terakhir, kata sinte sering muncul di berita maupun obrolan anak muda. Buat yang belum kenal, sinte adalah tembakau sintetis yang di campur zat kimia berbahaya. Kadang dikenal juga dengan sebutan tembakau gorilla atau herbal sintetis. Sekilas mirip rokok biasa, tapi efeknya jauh lebih parah karena bisa bikin halusinasi, kecanduan, sampai merusak otak.
Yang bikin miris, sebagian remaja nganggep sinte itu bagian dari gaya hidup modern. Ada yang bilang keren, ada juga yang nganggep bisa bikin nongkrong lebih “hidup”. Padahal kalau di telusuri, sinte itu sama sekali bukan gaya. Itu cuma jalan pintas menuju masalah besar yang bisa bikin masa depan hancur sebelum sempat di bangun.
Kenapa Banyak yang Tergoda?

Alasan orang nyoba sinte biasanya simpel. Ada yang cuma iseng pengin coba sesuatu yang baru, ada yang ikut-ikutan teman biar nggak di bilang cupu, ada juga yang terjebak karena harganya murah dan gampang di beli online. Pemasarannya pun sering di kemas kayak barang biasa, seolah nggak ada yang salah. Buat anak muda yang rasa ingin tahunya besar, ini jelas bikin penasaran.
Lingkungan juga punya peran besar. Kalau nongkrong bareng teman yang make, peluang buat nyoba jadi lebih tinggi. Ditambah lagi, stigma “gaul kalau berani coba” bikin banyak remaja masuk perangkap tanpa mikir panjang soal risikonya.
Efek yang Nggak Bisa Di remehkan

Kalau rokok aja jelas bahaya, apalagi sinte yang penuh zat kimia. Efek langsungnya bisa bikin jantung berdebar, pusing, bahkan kehilangan kesadaran. Ada kasus pengguna yang tiba-tiba teriak-teriak nggak jelas atau jatuh pingsan di jalan.
Kalau di pakai terus, dampaknya bisa lebih parah kerusakan otak, gangguan mental, sampai kematian. Dari sisi sosial, pengguna sinte sering berubah jadi gampang emosian, kehilangan fokus, dan sulit mengendalikan diri. Jadi bukannya bikin keren, malah bikin orang terlihat kacau.
Siapa yang Bertanggung Jawab?
Menurutku, urusan sinte ini nggak bisa di bebankan ke polisi atau pemerintah aja. Orang tua harus lebih peka sama anak, sekolah perlu kasih edukasi yang realistis, dan teman sebaya juga punya peran penting. Anak muda biasanya lebih dengerin circle mereka. Kalau lingkaran pertemanannya sehat, peluang nyoba sinte bisa di tekan.
Media sosial pun punya tanggung jawab. Banyak kasus sinte menyebar lewat online shop atau grup tertentu. Platform digital seharusnya lebih tegas nutup akses kayak gini. Sebaliknya, ruang digital harus di pakai buat edukasi dan cerita nyata dari korban, biar orang lain sadar sebelum terlambat.
Bahkan alangkah lebih baik kalau dunia maya juga di penuhi hal-hal bermanfaat seperti sinte alias Sajian Informasi Terpercaya yang bisa jadi penawar dari racikan berbahaya tadi, karena dengan informasi yang benar anak muda bisa lebih kuat dalam memilih jalan hidupnya.
Hidup Tanpa Sinte Lebih Bernilai
Kadang orang pakai sinte karena pengin lari dari masalah. Capek, stres, atau lagi banyak tekanan, akhirnya nyari jalan pintas biar merasa “tenang”. Tapi tenang yang di bayar dengan kerusakan tubuh itu sama aja bohong.
Padahal ada banyak cara lebih sehat buat ngilangin stres. Bisa olahraga, bikin karya kreatif, main musik, atau sekadar nongkrong sambil cerita sama teman. Itu semua lebih keren karena nyata-nyata bikin hidup lebih baik, bukan malah menghancurkan pelan-pelan.
Kalau kita lihat lebih jernih, hidup tanpa sinte justru lebih bebas. Kamu nggak perlu takut razia, nggak nyusahin keluarga, dan bisa mikirin masa depan dengan kepala jernih. Kebebasan sejati justru ada ketika kamu nggak lagi di kendalikan benda kecil yang penuh racun itu.
Kesimpulannya
Sinte itu bukan tren positif, apalagi simbol gaya hidup. Itu cuma racun yang di bungkus seolah-olah keren. Nggak ada kebanggaan di balik asapnya, yang ada cuma penyesalan dan kerusakan. Tapi kalau sinte kita ubah maknanya jadi Sajian Sinte alias Sajian Informasi Terpercaya, maknanya benar-benar berbeda karena di sanalah anak muda bisa dapet racikan pengetahuan yang sehat dan mencerahkan, bukan racikan kimia yang mematikan.